Salah
satu pertanyaan yang seringkali ditanyakan wanita adalah: “Kenapa pria
takut berkomitmen?” Sebuah hal umum bagi pria untuk terlihat gelisah
akan kata-kata seperti pernikahan dan keluarga maupun pemikiran tentang
menetap, dan stereotip umum pun terjadi bahwa SEMUA pria takut pada
komitmen, mungkin ataupun tidak namun hal itu terjadi.
Wanita pun sebenarnya memiliki ketakutan yang sama akan komitmen, meskipun mungkin dinyatakan secara lebih halus atau berbeda.
Terdapat
beberapa perbedaan antara pria dan wanita ketika bicara tentang
komitmen maupun mengenai banyak hal lainnya, tapi ini bukanlah tentang
“masalah pria”. Sementara bagi beberapa orang komitmen adalah suatu hal
yang menakutkan, bagi yang lainnya mereka memiliki sedikit keberanian
untuk berkomitmen – dan terus terjadi selama beberapa waktu sampai
mereka benar-benar siap.
Komitmen
secara umum dipahami sebagai mengabdikan diri Anda kepada satu-satunya
pasangan. Hal ini berarti tidak hanya berniat tinggal bersama dalam
jangka panjang, tetapi juga menempatkan komitmen sebagai upaya untuk
menjalaninya dalam jangka panjang. Ketakutan akan komitmen juga dapat
terlihat dalam aspek lain dari kehidupan seseorang – seperti sering
berpindah dan berganti pekerjaan dan karir. Penulis Andrew Colliver
menawarkan beberapa informasi yang sangat rinci mengenai komitmen dan
bagaimana membantu mereka yang takut berkomitmen.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa pria (dan juga wanita) takut pada komitmen:
1. Kehilangan Kebebasan
Ketika
Anda berada dalam hubungan berkomitmen dengan seseorang, Anda
kehilangan sedikit kebebasan. Bukan kebebasan untuk menjadi siapa Anda
atau apa yang ingin Anda lakukan (setidaknya dalam sebuah hubungan yang
sehat) – tetapi kebebasan untuk memikirkan diri sendiri. Anda harus
melibatkan orang lain ke dalam kehidupan Anda dan bagaimana mereka akan
terpengaruh akan keputusan dan tindakan Anda. Selain itu, sesungguhnya
tidak ada kebebasan apapun yang hilang sepanjang hubungan itu dijalani
secara sehat.
2. Kurangnya Ruang
Beberapa
orang sangat protektif terhadap ruang pribadi mereka. Beberapa pria
tidak terlalu tertarik untuk mengikuti ruang gerak pacar mereka – bukan
karena mereka tidak menyukainya atau takut menjadi suami, tetapi karena
mereka takut mereka akan dikelilingi oleh hal-hal yang berbau wanita,
tidak lagi bisa menonton televisi dan juga mendapatkan serbuan terhadap
privasi mereka seutuhnya. Hal-hal seperti ini sangat menakutkan bagi
pria.
3. Ketidakdewasaan
Setiap
orang mencapai kedewasaan pada tingkat yang berbeda. Beberapa pria
masih belum dewasa saat memasuki usia 30-an dan belum cukup matang untuk
menghadapi hubungan berkomitmen dan pernikahan di usia 40-an, terutama
jika mereka hidup bersama dalam lingkungan kampus. Jika seseorang belum
dewasa secara kesiapan untuk berkomitmen (yaitu menempatkan kebutuhan
orang lain melebihi kebutuhan mereka sendiri), hubungan itupun besar
kemungkinannya tidak akan berlangsung lama.
4. Implikasi Hukum
Pernikahan
dan komitmen mengandung banyak hal, namun di kebanyakan negara diakui
sebagai kontrak yang mengikat secara hukum antara dua orang. Setiap
negara memiliki hukum yang berbeda dalam aplikasinya bagi pasangan yang
sudah menikah, tetapi dapat mempengaruhi segala hal dari pajak dan
asuransi kesehatan serta hak-hak properti pribadi Anda. Pastikan Anda
melek hukum dalam hal ini. Jika perlu konsultasikan dengan pengacara
hukum keluarga yang dapat merasionalisasi beberapa ketakutan Anda atau
pastikan Anda dilindungi secara hukum.
5. Pengalaman Buruk Di Masa lalu
Kebanyakan
kita pernah memiliki pengalaman hubungan yang buruk. Bagi beberapa
orang, setelah Anda mengalami patah hati dan merasa terinjak-injak,
rekenig bank Anda telah terkuras, dan hal buruk lainnya telah terjadi di
dalam hubungan, memiliki sedikit kewaspadaan untuk melompat ke dalam
sebuah hubungan yang berkomitmen sebenarnya merupakan sebuah keputusan
yang cerdas. Namun pada akhirnya Anda harus bisa melalui hal ini. Dan
jika pengalaman buruk di masa lalu menjadi penghalang Anda, bicaralah
pada seorang profesional yang dapat membantu Anda keluar dari hal ini.
0 komentar:
Posting Komentar
comment here please :)